Sabtu, 14 Agustus 2010

Pameran Foto pemilik Blog ini...


.: Peluit Kehidupan :.














.: Framing anak sekolah :.

Framing adalah teknik komposisi pada fotografi yang membuatkan bingkai untuk objek.

Pada gambar ini fotografer menggunakan framing dari pagar sekolah.

Kamera : Nikon D3000

Lensa : Lensa 55-200mm IF-VR

Lokasi : Jalan Raya depan SD Muhammadiyah







.: Balonku ada 11 :.

Kamera : Nikon D3000

Lensa : Lensa Nikon 55-200mm IF-VR

Lokasi : SD Muhammadiyah 6 Palembang



























Jumat, 06 Agustus 2010

Fotografer Indonesia yang telah meraih kesuksesan


Melihat gambar di atas pasti anda takjub siapa fotografernya...
Inilah dia...





Andreas Darwis Triadi (lahir: Solo, Jawa Tengah, 15 Oktober 1954) atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah seorang ahli fotografer glamor dan fashion senior Indonesia.

Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun 1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman. Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual". Setahun kemudian, majalah internasional Vogue memajang karyanya pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss, produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar, dan workshop tentang fotografi. Dia juga telah mendirikan lembaga pendidikan fotografi di Jakarta Selatan. Hasil Karya Darwis Triadi:



Selasa, 03 Agustus 2010

Teknik Dasar Fotografi


Teknik-teknik dasar pemotretan adalah suatu hal yang harus dikuasai agar dapat menghasilkan foto yang baik. Kriteria foto yang baik sebenarnya berbeda-beda bagi setiap orang, namun ada sebuah kesamaan pendapat yang dapat dijadikan acuan. Foto yang baik memiliki ketajaman gambar (fokus) dan pencahayaan (eksposure) yang tepat.

A. FOKUS
Focusing ialah kegiatan mengatur ketajaman objek foto, dilakukan dengan memutar ring fokus pada lensa sehingga terlihat pada jendela bidik objek yang semula kurang jelas menjadi jelas (fokus). Foto dikatakan fokus bila objek terlihat tajam/jelas dan memiliki garis-garis yang tegas (tidak kabur). Pada ring fokus, terdapat angka-angka yang menunjukkan jarak (dalam meter atau feet) objek dengan lensa.



B. EKSPOSURE
Hal paling penting yang harus diperhatikan dalam melakukan pemotretan adalah unsur pencahayaan. Pencahayaan adalah proses dicahayainya film yang ada dikamera. Dalam hal ini, cahaya yang diterima objek harus cukup sehingga dapat terekam dalam film. Proses pencahayaan (exposure) menyangkut perpaduan beberapa hal, yaitu besarnya bukaan diafragma, kecepatan rana dan kepekaan film (ISO). Ketiga hal tersebut menentukan keberhasilan fotografer dalam mendapatkan film yang tercahayai normal, yaitu cahaya yang masuk ke film sesuai dengan yang dibutuhkan objek, tidak kelebihan cahaya (over exposed) atau kekurangan cahaya (under exposed).

Æ Bukaan Diafragma (apperture)
Diafragma berfungsi sebagai jendela pada lensa yang mengendalikan sedikit atau banyaknya cahaya melewati lensa. Ukuran besar bukaan diafragma dilambangkan dengan f/angka. Angka-angka ini tertera pada lensa : 1,4 ; 2 ; 2,8 ; 4 ; 5,6 ; 8 ; 11 ; 16 ; 22 ; dst. Penulisan diafragma ialah f/1,4 atau f/22. Angka-angka tersebut menunjukkan besar kecilnya bukaan diafragma pada lensa. Bukaan diafragma digunakan untuk menentukan intensitas cahaya yang masuk.

Hubungan antara angka dengan bukaan diafragma ialah berbanding terbalik.
"Semakin besar f/angka, semakin kecil bukaan diafragma, sehingga cahaya yang masuk semakin sedikit. Sebaliknya, semakin kecil f/angka semakin lebar bukaan diafragmanya sehingga cahaya yang masuk semakin banyak."

Kecepatan Rana (shutter speed)
Kecepatan rana ialah cepat atau lambatnya rana bekerja membuka lalu menutup kembali. Shutter speed mengendalikan lama cahaya mengenai film. Cara kerja rana seperti jendela. Rana berada di depan bidang film dan selalu tertutup jika shutter release tidak ditekan, untuk melindungi bidang film dari cahaya. Saat shutter release ditekan, maka rana aka membuka dan menutup kembali sehingga cahaya dapat masuk dan menyinari film.
Ukuran kecepatan rana dihitung dalam satuan per detik, yaitu: 1 ; 2 ; 4 ; 8 ; 15 ; 30 ; 60 ; 125 ; 250 ; 500 ; 1000 ; 2000 ; dan B. .Angka 1 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/1 detik. Angka 2000 berarti rana membuka dengan kecepatan 1/2000 detik, dst. B (Bulb) berarti kecepatan tanpa batas waktu (rana membuka selama shutter release ditekan)

Hubungan antara angka dengan kecepatan rana membuka menutup ialah berbanding lurus. "Semakin besar angkanya berarti semakin cepat rana membuka dan menutup, maka semakin sedikit cahaya yang masuk. Semakin kecil angkanya, berarti semakin lambat rana membuka dan menutup, maka semakin banyak cahaya yang masuk"

Kepekaan Film (ISO)
Makin kecil satuan film (semakin rendah ISO), maka film kurang peka cahaya sehingga makin banyak cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut, sebaliknya semakin tinggi ISO maka film semakin peka cahaya sehingga makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk menyinari film tersebut. Misal, ASA 100 lebih banyak membutuhkan cahaya daripada ASA 400.

Sabtu, 17 Juli 2010

Fotografer yang Tak Dianggap

Menjadi seorang pekerja seni memang tidaklah mudah
apalagi menjadi seorang pekerja seni teknologi atau potografer
karena tidak semua karya kita dianggap bagus oleh orang lain.

Karya kita yang kita anggap bagus malah dianggap orang lain jelek.
Tapi, begitu memang yang harus kita hadapi kalau ingin menjadi seorang potografer.
Karena tidak semua karya kita dianggap baik oleh orang lain.
Di tulisan ini aku akan menceritakan sebuah cerita yang semoga dapat menggugah hati pembaca sekalian:

"Suatu hari aku diberi tugas untuk mengdokumentasikan sebuah kegiatan di sekolahku.
Kegiatan itu adalah kegiatan yang mungkin adalah kegiatan pertama yang aku resmi menjadi seksi dokumentasi di sekolahku. Kegiatan itu adalah OSPEK. Di kegiatan itu hampir setiap hari aku bertugas. Aku yang dipercayai itu mengabadikan setiap kegiatan itu melakukan tugas dengan SEPENUH HATI. Tapi, setelah aku mengumpulkan foto tersebut foto yang aku foto idak dihargai sedikitpun oleh seorang Temanku. Dia berkata foto yang aku hasilkan tidak ada bagusnya untuk di tampilkan. Sejak saat itu aku mulai berpikir untuk apa kita berteman dengan ORANG YANG TIDAK DAPAT MENGHARGAI KITA!!!"

Teman-teman sekian cerita dari saya apabila ada yang merasa tersinggung sya sangat minta maaf.
Ini dibuat untuk membagi pengalaman saya kepada teman-teman semata kok... :)