Kamis, 25 November 2010

Tetap Fit Selama Berkendara

Sebagai motobiker, sering kali lupa bahwa sehari - hari kita membawa harta yang paing mahal dalam hidup ini. Harta termahal itu bernama kesehatan. Aktifitas riding sceara rutin tentunya akan berdampak pada kesehatan fisik maupun mental. Selain perilaku Safety Riding ada juga tips berkendara yang kali ini tentang pengaruh kesehatan bagi motobikers dan bagaimana cara mengantisipasinya.

Seringkali perjalanan jauh hingga 6 - 8 jam diatas motor membuat kondisi badan seperti "remuk". Memang tidak mudah menuntut kondisi fisik untuk selalu prima, tapi paling tidak motobiker mengetahui bagaimana caranya utnuk mengantisipasi kecelakaan yang diakibatkan menurunnya kesehatan selama berkendara. Tips ini sederhana dan layak dipraktekan. Yuks, dibaca, disimak dan diterapkan.

1. Cegah Kelelahan
Untuk mencegah fatigue atau kelelahan karena melakukan riding rutin harian atau jarak jauh, lakukan pemanasan minimal 2 menit dengan lari - lari kecil untuk melemaskan otot. Tujuannya untuk menghindari rasa pegal - pegal pada bagian pinggang, tangan, kaki dan persendian.

2. Istirahat
Aktifitas riding jarak jauh maksimal 2 jam riding nonstop. Biasakanlah istirahat sejenak dselingi pelemasan, jangan lupa sesuaikan posisi mengendarai motor dengan postur tubuh. Misalnya menyesuaikan posisi stang yang tinggi dan tidak membungkuk, agar dapat membuat posisi riding lebih nyaman. Biasakanlah tidak menekuk punggung selama perjalanan agar tidak cepat lelah.

3. Celana Dalam
Pada saat melakukan aktifitas riding jarak jauh, disarankan tidak memakai celana dalam yang ketat. Tujuannya agar mencegah alergi kulit yang bisa timbul. Pakailah celana hawaii atau celana berbahan katun yang longgar dan fleksibel.

4. Masker
Perhatikan kebersihan hidung, pakailah masker dengan filter udara (jika memakai helm half face) dan selalu bersihkan hidung setiap sesudah riding.

5. Cuci Mata
Cuci mata disini adalah dalam arti yang sebenarnya dan bukan berarti lihat perbelanjaan. Mata akan semakin beresiko kotor jika memakai helm yang memungkinkan udara untuk masuk ke muka. Biasakan bersih - bersih mata dengan boor water atau obat tetes mata secara rutin, paling tidak seminggu sekali, ketika mata perih atau setelah melakukan perjalanan jauh.

6. Perlindungan Leher
Biasakan memakai masker atau balaclava yang bisa menutupi leher dan tengkuk yang terbuka antara helm dan jaket. Tujuannya untuk menghindari kotoran berupa debu yang menempel ke leher, jika dibiarkan kotoran tersebut bisa menjadi daki atau alergi kulit lainnya.

7. Keringat dan Jaket
Meskipun hanya duduk diatas motor, badan motobiker pasti berkeringat, apalagi saat melakukan riding jarak jauh. Hal ini bisa menimbulkan gatal dan rasa tidak nyaman. Solusinya, sesuaikan jaket dengan cuaca. Jika cuaca panas, pakailah jaket yang memungkinkan aliran udara masuk agar ada sirkulasi udara. Pada saat mandi bersihkan persendian dan lipatan kulit lainnya secara intensif, untuk mengangkat kotoran dan sisa keringat.

8. Ngantuk kok Riding?
Jangan melakukan aktifitas berkendara langsung, terutama ketika baru bangun tidur, karena kesadaran belum penuh dan panca indra belum siap. Lakukan pemanasan dengan olahraga kecil untuk melenturkan seluruh otot persendian.

9. Maki - maki atau Ngopi?
Aktifitas riding rutin setiap hari, pasti banyak menemukan masalah di jalan. Apalgi di Jakarta dan kota - kota besar lainnya, banyak orang yang asal - asalan membawa sepeda motornya. Jangan terpancing emosi, tetap sabar. Kalaupun terpancing emosi dan merasa sebal, luapkan sesekali dengan cara mengumpat dibalik helm. Kalu masih sebal juga, silahkan minggir di tempat yang aman dan teduh, kemudian cari minuman, kopi misalnya untuk menyegarkan tubuh dan pikiran.

Minggu, 21 November 2010

Pengetahuan bagaimana cara mengoperasikan dan mengendarai sepeda motor

  1. Pertama-tama kita harus mengetahui terlebih dahulu piranti-piranti (device) pada Sepeda Motor, yang akan kami jelaskan dengan menekankan bagaimana pentingnya berkendara dengan aman.

    Penjelasaan fungsi dari kedua rem dan bagaimana cara mengoperasikannya.

    • Tuas pada sisi kanan dari setang adalah tuas rem depan.

      Tarik tuas untuk mengerem dengan rem depan.


      Tarik dengan keempat jari.
    • Pedal di sisi depan pijakan kaki sisi kanan adalah pedal rem belakang.
      Tekan pedal untuk mengerem dengan rem belakang.

      Perhatikan kaki kanan untuk selalu stand by di atas pedal rem sehingga pengereman selalu siap dilakukan tiap saat bila sedang berkendara.

    Penjelasan fungsi dari gas (throttle) dan bagaimana cara mengoperasikannya.

    • Grip (pegangan) pada sisi kanan setang adalah grip gas (throttle).





      Putar ke arah pengendara untuk menaikkan putaran mesin atau kecepatan Sepeda Motor.

      Putar ke arah yang berlawanan untuk menurunkan putaran mesin atau kecepatan Sepeda motor.

    Penjelasan fungsi dari kopling (clutch) dan bagaimana cara mengoperasikannya.

    • Tuas pada pegangan tangan sebelah kiri adalah tuas kopling.




      Saat tuas ditarik ke arah pegangan (grip), tenaga mesin saat itu tidak lagi diteruskan ke roda belakang.
      Saat tuas dilepaskan , tenaga diteruskan kembali ke roda belakang.






      Tuas kopling dioperasikan hanya pada saat menaikkan dan menurunkan perseneleng (gigi) saja.

    Penjelasan fungsi dari pedal perseneleng dan bagaimana cara mengoperasikannya

    • Untuk transmisi type rotari :
      Pedal perseneleng terletak di pedal kaki sisi kiri.

      Tekan pedal perseneleng bagian depan dengan menggunakan jari kaki dari posisi gigi netral ke posisi
      gigi 1.

      Untuk mengubah ke gigi 2, tutup gas (throttle) dan tekan kembali pedal perseneleng bagian depan.

      Begitu seterusnya lakukan proses yang sama untuk masuk ke gigi 3 atau 4.

      Untuk menurunkan gigi perseneleng, tekan pedal perseneleng bagian belakang dengan menggunakan tumit kaki (atau hak sepatu).

      Sebagai salah satu fitur "Safety" pada Sepeda Motor Honda, maka tidak mungkin untuk memindahkan gigi perseneleng dari posisi top ke netral. Hal ini hanya mungkin untuk dilakukan apabila sepeda motor dalam kondisi berhenti.
    • Untuk transmisi type return :
      Pedal perseneleng terletak di pedal kaki sisi kiri.

      Pastikan anda menarik tuas kopling sebelum menekan pedal perseneleng.

      Tekan pedal perseneleng dari posisi gigi netral ke posisi gigi 1.

      Ungkit pedal perseneleng sekali dari posisi gigi 1 dengan jari kaki untuk memasukkan menjadi gigi 2.

      Ulangi proses pengoperasian yang sama untuk tiap menaikkan posisi gigi, yaitu 3, 4.

      Untuk menurunkan posisi gigi, tekan pedal perseneleng sekali untuk menurunkan 1 gigi dari gigi 4 menjadi 3, tekan sekali lagi untuk menurunkan dari gigi 3 menjadi 2, dst.

      Untuk gigi Netral posisinya adalah diantara gigi 1 dan 2.
  2. Selanjutnya lanjutkan dengan menghidupkan Sepeda Motor, Berikut instruksi yang harus dilakukan untuk langkah menghidupkan Sepeda Motor yang ditempatkan pada posisi Main Stand.

    Putar kunci Sepeda Motor ke posisi "ON".

    Pastikan Sepeda Motor berada pada posisi Netral.

    • Posisi Netral ditandai dengan menyalanya Lampu Netral Hijau.

    Operasikan Electric Starter atau Kick Starter untuk menghidupkan mesin.

  3. Berikutnya akan kami jelaskan bagaimana cara menjalankan dan menghentikan Sepeda Motor dengan terlebih dahulu melakukannya pada kondisi Sepeda Motor dalam keadaan di-Main Stand.

    Untuk transmisi type rotari:

    • Prosedur menjalankan dan mengoperasikan perseneleng pada Sepeda Motor.
      Naiklah ke atas sepeda motor (dengan kondisi mesin hidup).

      Tekan pedal perseneleng bagian depan dan masukkan ke posisi gigi 1.

      Untuk menaikkan putaran mesin, putar grip gas (throttle) ke arah pengendara secara perlahan.

      Saat putaran mesin sudah mencapai 2000 - 3000 rpm, lakukan prosedur memasukkan perseneleng ke posisi gigi 2.

      Kembali naikkan kecepatan putaran mesin, kemudian lakukan prosedur memasukkan perseneleng ke posisi gigi 3.

      Ulangi prosedur yang sama sampai posisi gigi 4.
    • Prosedur menghentikan Sepeda Motor.
      Putar grip gas dengan cepat ke arah yang berlawanan dengan pengendara dan secara perlahan lakukan proses pengereman dengan rem depan dan belakang secara bersamaan.

      Setelah sepeda motor berhenti dengan sempurna, posisikan pada gigi netral.

    Untuk transmisi type return :

    • Prosedur menjalankan dan mengoperasikan perseneleng pada Sepeda Motor.
      Naiklah ke atas sepeda motor (dalam kondisi mesin menyala).

      Tarik tuas kopling dan posisikan perseneleng pada posisi gigi 1.

      Saat grip gas diputar ke arah pengendara secara perlahan, lepaskan secara perlahan tuas kopling.

      Untuk menaikkan putaran mesin, putar grip gas (throttle) ke arah pengendara secara perlahan.

      Saat putaran mesin mencapai 2000 - 3000 rpm, dengan cepat kembalikan posisi grip gas, tarik tuas kopling, masukkan perseneleng ke posisi gigi 2 kemudian lepaskan tuas kopling.

      Naikkan kembali kecepatan putaran mesin, dengan cepat kembalikan posisi grp gas, tarik tuas kopling, masukkan perseneleng ke posisi gigi 3 kemudian lepaskan tuas kopling.

      Ulangi prosedur yang sama untuk selanjutnya sampai posisi gigi 4 dan 5.
    • Prosedur menghentikan Sepeda Motor.
      Dengan cepat putar grip gas berlawanan arah dengan pengendara dan secara perlahan lakukan proses pengereman dengan rem depan dan belakang secara bersamaan.

      Tarik tuas kopling dengan cepat tepat sesaat sebelum roda berhenti berputar.

      Setelah sepeda motor berhenti dengan sempurna, posisikan pada gigi netral.
  4. Setelah menghidupkan mesin Sepeda Motor dalam kondisi masih di-Main Stand, lakukan prosedur menjalankan sepeda motor, memindahkan posisi perseneleng dan menghentikan sepeda motor.

    Berlatih mengendarai sepeda motor (memperdalam latihan dengan Sepeda Motor masih tetap dalam kondisi di-Main Stand).

    • Ulang prosedur menjalankan sepeda motor, memindahkan posisi perseneleng dan menghentikan sepeda motor sampai dengan benar-benar bisa mengoperasikan gas, kopling dan rem secara benar, lembut dan meyakinkan.
    • Grip gas harus diputar secara perlahan dan bertahap ke arah pengendara dan dikembalikan/diputar ke arah sebaliknya dengan cepat.
    • Untuk mengubah posisi perseneleng, operasikan pedal perseneleng dengan baik.
    • Rem dioperasikan secara perlahan dan bertahap dan hindari pengereman yang terlalu keras.
  5. Selanjutnya latihlah untuk menjalankan Sepeda Motor, mengubah gigi perseneleng dan menghentikan Sepeda Motor.

    Bebaskan sepeda motor dari posisi main stand dan berlatihlah berkendara dengan sepeda motor.

    • Berlatihlah untuk menjalankan sepeda motor dan menghentikannya pada pembatas yang sudah disiapkan pada jarak 30 - 50 cm dengan kondisi kaki kiri stand by di tanah.
    • Latihan ini dilakukan berulang benar-benar dapat menghentikan sepeda motor tepat pada pembatas yang ditentukan dengan baik dan lembut.

    Jarak sepeda motor ke pembatas diperpanjang secara bertahap menjadi 1 m, 3 m, dan 5 m.

    Setelah jarak diperpanjang menjadi 10 m dan mesin sepeda motor dihidupkan, letakkan kedua kaki pada pedal saat sepeda motor melaju dan berlatih mengubah perseneleng ke posisi gigi 2.

    • Latihan ini dilakukan secara berulang sampai benar-benar dapat melakukan prosedur memindahkan posisi perseneleng dengan lembut dan mengendarai sepeda motor sampai berhenti tepat pada pembatas dengan kondisi/cara yang stabil.
  6. Latihan menikung

    Tempatkan 2 buah cone dengan jarak 3 meter satu sama lain di area dengan luas 10 m x 10 m dan berlatihlah menikung melalui Figur angka 8 (Figure Eight).

    • Gunakan perseneleng gigi 2 untuk melakukan latihan menikung melalui Figur angka 8 ini.
    • Jaga putaran mesin agar selalu konstan pada saat menikung, postur tubuh pada saat menikung agar selalu mengikuti sepeda motor (sedikit merebah).
    • Saat menikung, arah pandangan mata selalu ke titik arah yang dituju.

    Latihan seperti ini dilakukan secara berulang sampai benar-benar dapat melakukannya dengan lancar dan stabil.

  7. Latihan untuk memperlancar kemampuan menikung.

    Latihan ini dilakukan dengan menggunakan figur angka 8, kemudian berlatihlah menikung dengan cara membuka gas (throttle) secara perlahan dan bertahap sampai benar-benar dapat menguasai tekniknya.

    • Membuka gas pada saat masuk lintasan lurus akan membantu meningkatkan keseimbangan body sepeda motor.
    • Berlatihlah untuk menutup gas secara cepat tepat saat akan memasuki tikungan dan menjaga keseimbangan antara gas dan rem sehingga dapat menikung dalam kondisi stabil.

Lakukan Keseluruhan Prosedur di atas secara bertahap dari 1 sampai dengan 7.

Kuasai benar-benar dengan baik dan mantap untuk masing-masing prosedur terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke prosedur berikutnya.

Jika anda memutuskan untuk berlatih ketujuh prosedur tersebut, lakukanlah dengan baik dan benar serta perhatikan tiap-tiap instruksi masing-masing prosedur, lengkapi diri dengan perlengkapan berkendara standar (jaket, helm, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu).

Sabtu, 20 November 2010

Riding Posture

Dalam melakukan teknik ngerem, bukan semata fokus pada bagaimana menarik tuas rem. Penting juga diperhatikan postur berkendara alias riding posture. Riding posture berfungsi menjaga keseimbangan dan kenyamanan dalam berkendara. Dengan Riding Posture yang benar membuat pengereman sepeda motor ngepot, begitu juga saat melakukan manuver atau berbelok.

Menurut chief instruktur safety riding PT AHM, Anggono Iriawan, ada 7 (tujuh) riding posture yang mesti diketahui. Yakni; 1. Mata, 2. Pundak, 3. Siku, 4. Tangan, 5. Pinggul, 6. Lutut, 7. Kaki.

Masing-masing memiliki fungsi sendiri. Mata, fungsinya untuk melihat. ”Pandangan mesti jauh. Agar jarak pandang lebih luas. Juga memudahkan dalam antisipasi jika ada obyek lainnya yang mengganggu” jelas Anggono.

Dalam berkendara, sebaiknya, pundak dibikin rileks. Jangan tegang karena itu akan membuat kenyamanan berkendara akan berkurang. Ujung-ujungnya, badan jadi gampang letih alias capek deh!

Bukan cuma itu, Sudut siku yang lurus juga bisa bikin susah pengendara dalam melakukan manuver. Gerak setang ke kiri dan kanan pun akan terlihat kaku.

Tapi begitunya, posisi siku juga jangan lurus. “Sudut siku idealnya 120 derajat, dengan begitu, pegangan tangan ke setang jauh lebih kuat. Dan tentunya juga, tidak membuat badan jadi gampang pegal,” tambah instruktur yang pernah ikut kursus safety riding di Jepang ini.

Jari tangan memegang bagian tengah dari grip, dengan demikian akan memudahkan pengendara mengoperasikan handel gas, rem, kopling, sakelar dan switch lainnya.

Posisi duduk ikut berpengaruh terhadap pinggul. Duduk terlalu jauh dari setang tidak baik. Begitu pula kalau terlalu dekat. Pada motor tipe sport, posisi lutut idealnya mengempit tangki. ”Saat cornering alias berbelok, posisi begini akan memudahkan,” beber AIR panggilan akrabnya. Pijakan rem dan perseneling harus tegak lurus dengan kaki. Ini untuk antisipasi, ketika terjadi pengereman mendadak. Dengan begitu pengendara bisa langsung injak tuas.

Senin, 15 November 2010

Teknik Mengerem yang Benar

Pengereman adalah hal yang paling penting diketahui pengendara saat berkendara sepeda motor. Ironisnya masih banyak pengendara sepeda motor yang tidak tahu teknik pengereman yang benar.

Pada saat kita memutuskan untuk belajar mengendarai sepeda motor, hal pertama yang harus kita pertimbangkan untuk menghindari diri dari resiko kecelakaan adalah bagaimana kita dapat menguasai teknik untuk menghentikan laju kendaraan. Satu-satunya alat yang bisa dengan aman mengurangi laju kendaraan dan menghentikan kendaraan adalah rem.

Engine brake : efek pengereman yang ditimbulkan akibat penurunan kecepatan putaran mesin (tidak ada untuk type matic), bisa membantu mengurangi laju kendaraan akan tetapi yang bisa menghentikan laju kendaraan adalah rem. Apabila teknik pengereman sudah dikuasai dan terlatih untuk melakukannya, maka kepercayaan diri akan meningkat dan jarak pengereman bisa diperpendek.

Semakin pendek jarak pengereman akan semakin baik, semakin jauh resiko kita terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Pada sepeda motor kita mengenal rem depan dan rem belakang. Paling efektif untuk menghentikan laju kendaraan adalah rem depan. Artinya apabila teknik pengereman telah dikuasai dengan baik, maka jarak pengereman paling pendek akan diperoleh apabila mengaplikasikan rem depan. Rem belakang hanya digunakan sebagai penyeimbang. Dalam kondisi latihan biasanya kita atur segalanya adalah ideal dan dilakukan secara berulang, hal ini semata-mata untuk mengasah kemampuan kita dalam menguasai teknik dasar pengereman. Pada saat berkendara di jalan raya penting untuk kita memperhatikan hal-hal lain yang tidak akan kita jumpai seperti pada saat latihan, misalnya : kondisi jalan yang tidak rata, berpasir, basah, dan sebagainya.

Dalam latihan, bisa dicoba beberapa pengereman; pengereman dengan menggunakan rem belakang saja, kemudian rem depan saja, dan terakhir cobalah dengan teknik pengereman yang benar dengan menggunakan kedua rem. Dengan kondisi yang ideal cobalah untuk merasakan dan membandingkan jarak pengereman yang dihasilkan.
Urut-urutan dalam proses pengereman (dengan SM type sport) yang penting untuk dilatih (sampai dengan sepeda motor berhenti) :
  1. Melajulah dengan kecepatan tertentu. Untuk awal, 40 km/jam cukup untuk kita bisa melatih teknik dasar pengereman. Gunakan gigi 4 ke atas.
  2. Pada saat kita putuskan untuk mengerem, hal pertama yang harus kita lakukan adalah melepaskan putaran gas (deselerasi). Posisi tangan saat ini adalah menggenggam penuh grip gas (tidak ada jari yang standby pada tuas rem depan).
  3. Kemudian langkah berikutnya adalah tangan menarik tuas rem depan dengan cara diremas (seperti bersalaman) dan pada saat yang bersamaan kaki kanan memijak rem belakang sebagai penyeimbang. Pastikan posisi sepeda motor tegak (tidak miring) sehingga resiko tergelincir/terpeleset tidak terjadi.
  4. Tepat saat sepeda motor akan berhenti, tarik tuas kopling sehingga mesin tidak mati dan turunkan kaki kiri saat berhenti.
  5. Dalam latihan tidak disarankan menggunakan engine brake, semata-mata untuk melatih diri dalam penguasaan teknik dasar pengereman.
  6. Langkah tersebut dilakukan secara berulang sampai benar-benar dikuasai.
  7. Sebagai evaluasi, dengan teknik pengereman yang benar maka dapat dilakukan pengukuran jarak pengereman (dengan memberikan marking sebagai penanda jarak di sepanjang lintasan pengereman).
  8. Setelah evaluasi diperoleh, selanjutnya latihan dapat dilanjutkan dengan menambah kecepatan sesuai kemampuan, misal: 60 km/jam.
Perlu diingat, jangan memaksakan diri untuk mengaplikasikan rem depan sekuat-kuatnya untuk awal latihan. Resiko terjungkal akan didapatkan apabila “feeling” dalam meremas tuas rem depan dengan optimal belum dikuasai. Latihan berulang dibutuhkan untuk mendapatkan penguasaan yang maksimal.

Jumat, 12 November 2010

Honda New Megapro vs Yamaha Byson

Agility : Yamaha Byson (9/10) vs Honda New Megapro (8/10)

Jujur untuk komparasi ini rada ribet, coz mbah absen waktu ngetest Byson di sentul. Tapi apa gunanya temen kalo nggak bisa di jadiin bahan contekan tanyakan langsung sama juragan rondo, lebih agile mana Byson apa NMP ? Naah jawabanya relatif sama dengan blogger lainya Byson lebih menyerupai V-Ixion dan motor streetfighter pada umumnya yaitu dengan center of gravity di tengah pas maka motor lebih enak ditekuk. Sedangkan NMP yang berbasis Tiger memang overall lebih nyaman tapi jadi kalah lincah!

Note: Lebih nyaman = kurang agile, itu udah hukum alam

Suply & Stock : Yamaha Byson (8/10) vs Honda New Megapro (9/10)

Okeh, ini udah jadi persoalan klise buat Yamaha! Seperti kasus V-Ixion yang indenya menggunung karena pabrikan YMKI gempor duluan menuhin permintaan konsumen. Sebaliknya AHM memang udah pengalaman soal ini. Bahkan mereka mengklaim konsumen tidak perlu menunggu lebih dari 1 bulan untuk mendapatkan NMP kesayanganya ini. Jadi untuk faktor ini memang Dominasi AHM nggak bisa di ganggu gugat.

Note : Kisruh inden V-Ixion maw ga maw masih menyisakn troma!

Kesimpulan : Overall ratingnya sama, monggo diserakan pada selera Konsumen Aje deh!

Ini ponten yang dikasih mbah buat Byson dan NMP

  • Tampilan : Yamaha Byson (10/10) vs Honda New Megapro (7/10)
  • Performa : Yamaha Byson (8/10) vs Honda New Megapro (9/10)
  • Ergonomis : Yamaha Byson (8/10) vs Honda New Megapro (10/10)
  • Orientasi Allrounder : Yamaha Byson (10/10) vs Honda New Megapro (9/10)
  • Agility : Yamaha Byson (9/10) vs Honda New Megapro (8/10)
  • Suply & Stock : Yamaha Byson (8/10) vs Honda New Megapro (9/10)
  • Total : Yamaha Byson (53/60) vs Honda New Megarpo (53/10

Beli Byson Jika : Sporty & Fashionable oriented

Nah buat mereka yang mengedepankan penampilan sporty dan fashionable jelas Byson pilihan utamanya tampilanya yang modern namun berwibawa plus riding position yang Streetfighter abis mau gak mau menjadikan Byson di pole position untuk hal ini. Tapi konsekwensinya masalah suply barang bakal jadi kendala utama yang hal serupa nggak masalah buat pemilik dan pecinta NMP …

Bli NMP jika : Performance & Ergonomic oriented

Memang buat tampilan NMP kalah total dibanding Byson tapi … disaat yang sama NMP menawarkan dua sisi yang berbeda. Yaitu motor yang memiliki performa mesin cukup ganas tapi juga nyaman buat dipakai harian kok bisa ? ya bisa buktinya NMP bisa selain itu memang untuk stock juga lebih mudah didapat, sayanya tampilan NMP kalah garang dengan byson terutama jika dijejerin bareng bareng …